Jumat, 19 Oktober 2012

Kesenian Tradisional Bali

Entah kenapa tiba - tiba saja ingin mengulas kesenian tradisional Bali. Mungkin yang orang - orang ketahui tentang Bali selain pemandangan alam beserta pantai'ny adalah keseniannya yang berupa seni lukis, seni pahat, dan seni tari, padahal, selain itu ada lagi kesenian lain yang patut untuk di saksikan saat berkunjung ke Bali. Saat ini saya akan mengulas sedikit mengenai kesenian Drama Tradisional Bali, cekidot........

Berikut ini beberapa jenis kesenian drama tradisional yang ada di Bali :
* Arja
Nama Arja ini di duga berasal dari bahasa Sansekerta Reja yang mempunyai arti keindahan. Arja adalah sejenis opera khas Bali yang merupakan sebuah drama tari yang dialognyaditembangkan secara macapat.
Arja diperkirakan muncul pada tahun 1820an pada masa pemerintahan raja Klungkung I Dewa Agung Sakti. Ada 3 fase penting dalam perkembangan Arja, diantaranya :
  • Munculnya Arja Doyong : Arja tanpa iringan gamelan dan dimainkan oleh 1 orang.
  • Arja Gaguntangan : Arja yang memakai gamelan gaguntangan dengan jumlah pelakon lebih dari 1 orang.
  • Arja Gede : Arja yang dibawakan oleh 10 sampai dengan 15 orang pelakon dengan struktur pertunjukan yang sudah baku seperti sekarang.
Biasanya arja selalu diiringi dengan menggunakan gamelan geguntangan yang bersuara lirih dan merdu sehingga dapat menambah keindahan tembang yang dilantunkan oleh para penari.

Arja biasanya menampilkan cerita panji (malat) serta lakon - lakon dari cerita rakyat. Berikut ini beberapa lakon yang biasa dimainkan :
  • Bandasura
  • Pakang Raras
  • Linggar Petak
  • I Godogan
  • Cipta Kelangen
  • Made Umbara
  • Cilinaya
  • Dempu Awang
  • Jayaprana
  • Sampik Ingtai
  • Basur
  • Cupak Grantang
Tokoh - tokoh utama yang biasa ditampilkan dalam pertunjukan Arja antara lain : Inya, Galuh, Desak Rai, Limbur, Liku, Panasar, Mantri manis, Mantri buduh, Panasar kakak adik Punta dan Kartala.

Menjelang berakhirnya abad XX munculah Arja dimana keseluruhan pemainnya adalah laki - laki yang sering di sebut dengan Arja Muani ( arja laki - laki ) yang di sambut dengan antusias oleh masyarakat.

* Drama Gong
Diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase Gianyar. Drama Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur - unsur drama modern dengan unsur - unsur kesenian tradisional Bali. Nama Drama Gong diberikan karena dalam pementasannya diiringi oleh gamelan Gong (gong kebyar).

Unsur - unsu teater odern yang dikombinasikan dalam drama gong antara lain :
  • Tata dekorasi
  • Penggunaan Sound efect
  • Akting
  • Tata busana
Semula Drama Gong sering di sebut juga dengan Drama Klasik dikarenakan dominasi dan pengaruh dari kesenian klasik atau tradisional bali masih begitu kuat. Lakon - lakon yang biasa dimainkan dalam drama gong adalah berupa cerita - cerita romantis seperti cerita Panji (malat), Sampik Ingtai dankisah sejenis lainnya termasuk yang berasal dari luar lingkungan budaya Bali. Para pemain Drama Gong tidak menari melainkan berakting secara realistis dengan dialog - dialog verbal yang berbahasa Bali. 

Para pemeran penting dari Drama Gong adalah :
  • Raja Manis
  • Raja Buduh
  • Putri Manis
  • Putri Buduh
  • Raja Tua
  • Permaisuri
  • Dayang - dayang
  • Patih Keras
  • Patih Tua
  • Dua pasang punakawan
* Prembon 
Prembon adalah dramatari campuran dari berbagai unsur dramatari yang diciptakan dengan cara menggabungkan berbagai unsur - unsur tari Bali yang telah ada. Prembon muncul pada zaman revolusi, tepatnya tahun 1942 atas prakarsa para seniman dari Badung yaitu I Nyoman Kaler dan dari Gianyar yaitu I Wayan Griya dan I Made Kredek. Ketika pertama kali diciptakan Prembon lahir dari penggabungan seni Patopengan & Paarjaan. Lakon yang ditampilkan pada umumnya bersumber dari cerita Babad dan semi sejarah lainnya, dan gamelan pengiringnya adalah Gamelan Gong Kebyar.

* Sendratari
Sendratari pada hakekatnya adalah hasil kreativitaspara seniman modern melalui pengolahan kembali elemen - elemen seni dan bentuk - bentuk kebudayaan yang sudah ada. Hampir sama dengan di Jawa, di Bali Sendratari di bentuk dengan memadukan unsur - unsur Pewayangan, Pegambuhan, Pelegongan, & Kekebyaran. Pertumbuhan sendratari di Bali di awali dengan karya yang menampilkan lakon dari cerita rakyat Bali - Jayaprana. Beberapa tahun kemudian muncul sendratari yang melakonkan Babad / sejarah Bali, serta cerita rakyat dariluar namun cukup dikenal dikalangan masyarakat Bali.

* Gambuh 
Gambuh adalah tarian drama tari Bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan merupakan drama tari klasik Bali yang paling kaya akan gerak tari sehingga dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik Bali. Diperkirakan gambuh ini muncul sekitar abad ke XV yang lakonnya bersumber pada cerita Panji. Gambuh berbentul total theater karena di dalamnya terdapat jalinan unsur seni suara, seni drama & tari, seni rupa, seni sastra, dan lainnya. Pementasannya sendiri biasa pada upacara - upacara Dewa Yadnya seperti odalan, upacara Manusa Yadnya seperti perkawinan keluarga bangsawan, upacara Pitra Yadnya (ngaben) dan lain sebagainya.

* Calonarang 
Merupakan sebuah dramatari ritual magis yang melakonkan kisah - kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam, maupun ilmu putih, di kenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen. Pada umumnya lakon yang ditampilkan berakar dari cerita Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa Timur) pada abad ke IX. Cerita lain yang juga sering ditampilkan dalam dramatari ini adalah cerita Basur yang sangat populer di Bali.

Drama tari ini pada intinya merupakan perpaduan dari 3 unsur penting yakni, Bebarongan, Rangda, Celuluk, Condong, Putri, Patih Manis, Patih Keras, Palegongan yang di wakili oleh sisiya - sisiya (murid - murid). Ada juga tokoh penting lainnya yaitu, Matah Gede dan Bondres. Pertunjukan ini bisa juga diiringi dengan gambelan Semar Pagulingan, Bebarongan, maupun Gong Kebyar. Dari segi tempa pementasan pertunjukan Calonarang biasa dilakukan dekat kuburan (Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi (trajangan atau tingga) dan pohon pepaya.

Jujur di antara semua yang saya tulis tadi hanya satu yang belum pernah saya lihat yaitu gambuh. Untuk calonarang sendiri saya masih ingin melihatnya lagi, karena ada suatu sensasi tersendiri saat menyaksikannya. Jadi kalau berkunjung ke Bali jangan lupa untuk melihat pertunjukan seni di atas, selamat mencoba :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar