Sebenarnya rencana untuk melakukan tirta yatra sekaligus melukad sudah lama di rencanakan tapi baru terealisasikan pada hari kamis tgl 4 Oktober kemarin. Awalnya tidak tahu akan pergi kemana hanya diminta untuk membawa kamben dan baju ganti saja.
Perjalanan dari denpasar menuju sebatu lebih kurang menghabiskan waktu lebih kurang 2 jam. Tidak ada yang menarik selama perjalanan mungkin sudah cukup sering melewati jalan itu jadinya biasa saja, berbeda ketika sudah memasuki desa tegalalang, ada suatu benda yang menarik perhatian saya, yaitu sebuah kerajinan yang terbuat dari akar pohon. Memang tidak terlalu menarik bagi yang tidak mempunyai selera seni. Kerajinan itu hanya berupa akar saja seperti halnya kerajinan akar biasanya, tapi yang menarik perhatian saya sebuah kerajinan akar yang berbentuk wajah seorang gadis, dalam hati saya berpikir bagaimana caranya sehingga bisa menjadi seperti itu?
ini kerajinan yang menarik perhatian saya |
Belum cukup dengan itu saja, setelah melewati tempat kerajinan itu ada sebuah plang besar yang bertuliskan "Selamat Datang Di Teras Ceking". Ah....tidak ada yang istimewa sepertinya cuma sawah biasa saja, ternyata salah pemirsah, tempatnya cukup bagus hijau semua, yang sedikit membuat saya gimana itu adalah jalannya yang sempit, dan sepanjang teras itu banyak berdiri art shop. Berhubung tujuan kami bukan ketempat itu dan baterai handphone yang tidak bersahabat jadi cuma dapat beberapa photo saja. Karena mengambil photo dari dalam mobil jadi hasilnya tidak terlalu bagus.
hanya ini yang hasil jepretannya lumayan |
Saat sampai di lokasi pikiran awal tempatnya adalah di pinggir jalan, ternyata jalannya masih harus turun. Sepanjang mata memandang hanya pepohonan tinggi menjulang. Airnya sangat mengundang untuk segera turun kebawah. Yang di bawa cukup pejati 1 yang di haturkan untuk meminta ijin sebelum melukad, saat melukad kita sembahyang di depan air yang seperti air terjun dengan menggunakan kwangen dengan uang kepeng 11 kepeng, tentunya menggunakan kamben dan selendang. Setelah sembahyang dan berganti baju kita kembali sembahyang dengan menghaturkan canang sari dan sembahyang untuk menghaturkan terima kasih.
salah satu foto yang sempat di ambil |
Yang paling menguras tenaga adalah pada saat kembalinya penuh dengan perjuangan menyusuri tangga yang lumayan terjal dan jarak antara 1 tangga dan yang lainny cukup tinggi, bagi yang tidak mempunyai persiapan dan fisik yang cukup kuat lebih baik tidak usah ikut turun (pengalaman pribadi ceritanya). Jujur saat datang kesana saya merasa belum bisa menikmati pemandangan, mungkin karena belum makan siang dan hari sudah sore di tambah dengan udara sekitar yang dingin, belum sampai di atas saya sudah tepar dan sepanjang perjalanan pulang saya habiskan dengan tidur di mobil. Oiya lokasi ini juga berdekatan dengan Pura Gunung Kawi Sebatu. Sangat rekomen untuk yang suka ber Tirta Yatra. Selamat Mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar